Jumat, 29 November 2013

Akulah Si Bocah Abu

Akulah si bocah berjubah abu.
Ku berdiri tak di kanan ataupun kiri.
Ku berjalan sendiri dalam tandus dan debu.
Tak diiringi sekalipun mengiringi.

Akulah si bocah berjubah abu.
Tak berdiri dalam putih maupun hitam.
Lari tinju bertarung dalam waktu.
Ejeki diri dengan wajah muram.

Akulah si bocah berjubah abu.
Aku adalah aku bukanlah dirimu.
Tak akan ikuti meski emas perak beribu.
Tak mau sakiti mu hanyalah aku yang tertimbun batu.

Akulah si bocah abu...

Sendu Pilu dari Ku Untuk Mu

Rajut tenun cinta bentuk sekata
Kalungi bahagia berkerudung malu
Berkali kena getah dan sakit, tak mengapa
Langkah berat berbelenggu penuh pilu
Dirimu begitu tinggi jalan berbatu yang harus ku tempuh kesana
Kerikil kecil nan tajam penuhi jalan sendu
Rindu duduk enggan pergi di relung hati kepala
Gonggong menyalak tak pernah menjadi merdu
Kau tak menengok ke arah ku sedikitpun saja
Jauh membelakangi semakin pergi dari pintu
Selangkah ku melangkah dua lari kau 'tuk dia
Rancu dan tak tau, hanya aku tak ingin cintai mu

Kemarin Hingga Siang Hari Tadi



Dari sini ku melangkah lebih tinggi
Ke kaki gunung terdekat dari hati
Tuju dan cari apa yang harus ku cari
Sedikit bertambah tentang apa yang ku ingini
Mereka memang benar tak akan lebih peduli
Ya, mereka memiliki kerumitannya sendiri
Tak menyalah, hanya ingin mengalah hari ini
Langkah tuk kembali tak berat lagi
Dengan sekantong bekal baru ku kan kembali
Tinggal langkah lembut dan berbagi yang harus ku beri...

Bisakah Kembali Kesana?



Pejamkan sejenak mata
Tatapi imaji yang ada
Dimana segalanya menjadi berada
Ketenangan, kebahagiaan, semua
Ku bertanya-tanya, akankah semua nyata?
Jika bisa, kan ku belikan segala yang ku punya
Tiket mundur ke tempat yang lama
Ingin ku temu dan jamahi mereka
Membagi sedih, rasa, semua yang ada
Meskipun belum pernah kusentuh tubuhnya
Aku rasa aku mengenali mereka

Senin, 25 November 2013

I B U

SEBEGITU KUAT KAU BERDIRI
BAGAI KARANG DI TEPI PANTAI
YAK SEDIKIT PUN BERGEMING ATAU PEDULI
WALAU DI HUJAM HUJAN, TUSUK TERIK MATAHARI
WALAU OMBAK DAN ANGIN MENAMPARI
KAU TETAP SAJA BERDIRI SEKUAT BAJA BESI
DARATAN HATI TETAP SAJA MASIH TERLINDUNGI
TUBUH PASIR PUTIH TETAP MASIH SEPERTI INI
TERIMA KASIH KAU TELAH TEMANI SELAMA INI
WALAU TUBUH INI KOTOR PENUH DURI SERING MENYAKITI...

Teman Kawan Sejalan (Buah Tangan Payung Tanah)

Rangkul aku raih tangan ku
Namun tubuh kotor dan tangan ku berdebu
Aku hanya ingin kau tau dan mau
Karena aku butuh dirimu
Untuk berdiri sendiri aku tak mampu
Untuk berkata sendiri aku tak mau
Namun jangan topengi wajah burukmu
Dengan senyum kawan yang menggerutu

Rindu

Rindu akan berbagi rasa
Letih, gundah, sedih, semua
Memang, terlihat buruk adanya
Tapi jika bahagia memang kenapa?
Sungguh berat beban terasa
Tak sanggup ku tanggung tanpa dirimu bersama
Lemparlah pula agar kau lega
Aku pun mau saja terima
Kita cari sama-sama
Jalan mana yang benar adanya